Kamis, 08 Oktober 2015

Desain Pekerjaan Food Regulatory Affair di PT Suntory Garuda Beverage

       Suatu penyebab utama kinerja pekerjaan yang efektif adalah perancangan perkerjaan. Dalam pengertian teknis, perancangan perkerjaan merujuk pada proses dimana manajer menetapkan tugas dan otoritas karyawan. Artikel kali ini, akan membahas mengenai desain pekerjaan Food Regulatory Affair (FRA) di PT Suntory Garuda Beverage yang pada saat ini berada di bawah divisi Research and Quality (RnQ). 

      Setiap awal tahun,  karyawan akan diminta oleh HRD untuk mengisi Individual Performance Plan (IPP). Hal tersebut bertujuan untuk mempetakan target pekerjaan apa saja yang harus dicapai oleh FRA selama satu tahun ke depan. Setelah rancangan IPP ditentukan, maka FRA dengan atasan langsung melakukan breakdown jenis pekerjaan rutin yang akan dilakukan yang berkorelasi dengan hal-hal yang tertuang dalam IPP.


Berikut pengertian desain pekerjaan menurut beberapa ahli :
Greenberg dan Baron, 1996
Pengertian desain pekerjaan (job design) adalah suatu pendekatan di dalam suatu pekerjaan yang dilakukan dengan sedemikian rupa untuk memetik minat pekerjaan yang dilakukan dengan mengandalkan, mempertimbangkan job enlargement yaitu praktek untuk memperluas isi daripada suatu pekerjaan yang meliputi jenis dan tugas dalam tingkat yang sama dan job enrichment yaitu praktek yang memberikan karyawan tingkat kebebasan yang lebih tinggi terhadap perencanaan dan pengorganisasian melalui implementasi kerja dan evaluasi kerja.

Sulipan, 2000
Desain pekerjaan adalah suatu alat untuk memotivasi dan memberi tantangan pada karyawan. Oleh karena itu perusahaan perlu memiliki suatu sistem kerja yang dapat menunjang tercapainya tujuan perusahaan secara efektif dan efisien yang dapat merangsang karyawan untuk bekerja secara produktif, mengurangi timbulnya rasa bosan dan dapat meningkatkan kepuasan kerja, desain pekerjaan terkadang digunakan untuk menghadapu stress kerja yang dihadapi karyawan. 

Ivancevic, 2007
Perancangan pekerjaan berusaha mengidentifikasi kebutuhan karyawan dan organisasi yang paling penting, menyingkirkan penghalang di tempat kerja yang memebuat kebutuhan tersebut menemui jalan buntu.

Rivai dan Sagala, 2010
Desain pekerjaan adalah cara tugas-tugas digabungkan untuk menciptakan pekerjaan individu, tingkat fleksibilitas (keluwesan) yang dimiliki karyawan dalam pekerjaan mereka, dan ada atau tidak nya sistem pendukung organisasi (seperti perawatan di tempat kerja dan cuti keluarga). Semuanya berpengaruh langsung pada kinerja dan kepuasan karyawan.



      Rancangan pekerjaan yang dibuat untuk seorang FRA di PT Suntory Garuda Beverage mengarah kepada rancangan desain pekerjaan yang memotivasi. Hal ini tergambar dari  kondisi aktual yang terjadi walaupun belum sepenuhnya tercapai. Berikut gambaran mengenai desain pekerjaan dengan tipe memotivasi yang terjadi :

1. Variasi Keterampilan
Dalam hal variasi keterampilan, tugas utama yang dilaksanakan seorang FRA cenderung mengarah kepada hal yang monoton. Hal ini disebabkan pekerjaan yang dilakukan seorang FRA tidak terlalu variatif hanya mengulang pekerjaan yang sama dan menangani produk yang sama. Namun, atasan langsung dapat merancangkan pekerjaan lainnya di luar pekerjaan utama yang dapat meningkatkan kreativitas pekerja. Salah satu contoh pekerjaan variatif yang diberikan adalah FRA diminta untuk melakukan training kepada divisi lainnya terkait hal regulasi pangan di Indonesia. Sehingga FRA dapat mengembangkan ilmu nya.

2. Identitas Tugas
Dalam hal identitas tugas, dikarenakan struktur organisasi departemen FRA masih belum memiliki manager dan dibawahi langsung oleh seorang kepala divis RnQ, maka seorang FRA harus secara aktif meminta solusi dan arahan mengenai kejelasan tugas yang diberikan. Kendala yang sering terjadi adalah ketika pada pertengahan tugas yang diberikan terdapat hal yang tidak sesuai dengan planning awal. Waktu diskusi antara FRA dan atasan sangat terbatas mengingat kesibukan seorang kepala divisi yang tinggi dan kurang memperhatikan masalah teknis. Namun sejauh ini hal tersebut masih dapat terkendali.


3. Signifikasi Tugas
Dalam organisasi, posisi FRA merupakan neck bottle dari setiap ketepatan waktu launching produk baru terkait dengan pendaftaran izin edar di BPOM. Maka seorang FRA harus dapat memiliki kinerja yang baik agar seluruh rencana marketing dan perusahaan untuk memasarkan produk baru sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Sejauh ini, FRA selalu dapat memberikan ketepatan waktu dalam hal registrasi izin edar produk di perusahaan dan berpengaruh pada target dan trek pemasaran marketing.


4. Otonomi
Seorang FRA di PT Suntory Garuda Beverage diberikan kebebasan untuk melakukan pengoraganisasian pekerjaan, pengembilan keputusan, dan merancang strategi. Tetapi atasan langsung tidak meninggalkan tanggung jawabnya sebagai atas untuk tetap mengarahkan dan membimbing untuk mengambil keputusan terbaik tanpa memandang sebelah mata keputusan bawahannya.


5. Umpan Balik
Jenis dan lot pekerjaan yang diterima sesuai dengan gambaran awal yang dijabarkan. Sehingga seorang FRA di PT Suntory Garuda Beverage dapat bekerja dengan optimal dan tidak mendapatkan beban pekerjaan yang sangat berarti karena semua sudah terancang jelas pada awal. Pun, jika terjadi over lot pekerjaan, atasan seorang FRA tidak segan untuk memberikan motivasi dan arahan untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan tersebut secara efisien dan memberikan kontribusi kepada perusahaan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Perubahan Kompensasi Finansial Langsung di PT Gojek Indonesia

      PT Gojek Indonesia merupakan pemain baru dalam bidang jasa transportasi di Indonesia. Namun walau masih dapat dikatakan pemain baru...